Kakak Tua dan Pengemis Tak Tahu Diri
... Alkisah di Negeri Astriand, Hiduplah seorang raja yang gagah perkasa. Raja Noch namanya. Ia memerintah negeri itu dengan baik dan bijaksana, namun terkadang dia sangat mudah tersulut emosinya. Ia pula mengasihi orang-orang miskin.
Suatu hari, ia mengadakan jamuan makan untuk para tunawisma di sekitar kerajaan. Ia memerintahkah prajurit untuk menjemput setiap tunawisma di sekitar kerajaan.
Di pojok benteng perbatasan, terlihat seorang pengemis tengah duduk di temani seekor burung kakak tua yang pandai bicara. Burung itu ia jadikan sebagai pembantunya dalam mengemis.
Dibawalah pengemis dan burung kakak tua itu oleh prajurit ke istana.
Sesampainya di istana, pengemis itu terkejut melihat begitu banyaknya makanan enak yang tertata rapi di meja yang lebar dan besar. Burung kakak tua pun tampak senang melihat makanan itu sambil berteriak "...makanan enak.. makanan enak..."
"...ssstt jangan berisik..." ucap si pengemis kepada burung kakak tua itu.
"Ku kira raja noch orang yang pelit..." tambahnya
"Raja pelit ... raja pelit" sahut si kakak
"diam kau....atau kau nanti aku tak kasih makan..." ujar si pengemis
Si pengemis lantas duduk di bangku yang telah di sediakan. Setelah sang raja mempersilakan para tamu makan.
Tapi entah apa yang ada di benak sang pengemis, ia makan dengan lahap tanpa ada aturan. Terlebih tanpa sepengetahun orang lain, ia memasukan banyak makanan ke dalam kantong lusuh yang ia selalu pakai ketika mengemis.
Sangking lahapnya, ia lupa memberi makanan untuk si kakak tua. Karena lapar, si kakak tua itu terbang dari pundak si pengemis sambil berteriak-teriak "Raja Pelit .... Raja Pelit... Raja Pelit..."
Sontak saja si pengemis yang tengah lahap makan menjadi kaget dan merasa malu.
Burung kakak tua itu di tangkap oleh prajurit dan di bawa kehadapan Raja, lantas raja bertanya "Kenapa kamu bilang aku pelit".....
Si kakak tua hanya bisa berkata-kata hal yang sama,dan si pengemis pun dipanggil menghadap raja.
"Mengapa kau ajarkan kata-kata itu kepada burung kakak tua ini hai pengemis?" tanya sang raja kepada pengemis itu
Pengemis itu menjawab sambil terbata-bata dan gemetaran saking takutnya "Maaf yang mulia hamba tak mengajarinnya"
"Tahukah kamu, aku di buat malu oleh burung peliharaan mu ini... dan sebagai hukumannya maka burung ini akan aku sembelih dan kujadikan sebagai makanan hewan dan untuk mu, aku melarangmu untuk hadir lagi ke istanaku ini, jangan kira aku tak tahu apa yang kau perbuat" ucap sang raja dengan nada kesal
"Prajurit, geledah kantong yang ia bawa!" perintah raja kepada salah satu prajurit yang membawa pengemis itu menghadap.
Alangkah terkejutnya orang orang yang hadir di acara itu, makanan begitu banyak di kantong lusuhnya itu.
"Lihatlah, sungguh kau tak tahu diri" ujar sang raja dengan nada kesal
"Pergilah, aku tak sudi melihatmu lagi" sang raja mengusir pengemis itu sambil menunjuk pintu besar ruangan
Tanpa sepatah katapun, ia pergi dari ruangan itu dan dari istana denagn raut wajah yang penuh rasa malu dan sesal.
- the end -
Pesan Moralnya
Ketahuilah apa-apa yang kamu ucapkan, jangan mengucapkan hal-hal yang belum kamu fahami dengan pasti. jika tak bisa berkata baik, lebih baik pelajari atau setidaknya diam.
Jadi manusia itu harus mengerti situasi dan kondisi, setidaknya berhati-hati dalam bersikap terhadap orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar